Sampah merupakan
sisa-sisa bahan yang ditinjau dari sudut pandang ekonomi sudah tidak memiliki harganya
lagi (Hadiwiyoto (1983). Sementara itu, menurut Kastaman dan Kramadibrata
(2007) sampah merupakan limbah yang bersifat padat, terdiri atas zat atau bahan
organik dan anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat lagi dan harus
dikelola dengan baik sehingga tidak membahayakan lingkungan. Limbah padat atau
sampah adalah bahan-bahan yang dibuang ke alam karena sudah tidak dikehendaki
oleh pemiliknya atau sudah tidak dapat difungsikan lagi.
Sampah dapat
digolongkan atas dasar beberapa kriteria yaitu didasarkan atas asal, komposisi,
bentuk, lokasi, proses terjadinya dan sifatnya.
Penggolongan
jenis sampah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya
Sampah dapat
dijumpai di segala tempat dan hampir di semua kegiatan. Sumber sampah yang
terbanyak dari pemukiman dan pasar tradisional (Sudradjat, 2007). Menurut
Syahrul dan Ollich (1984) berdasarkan asalnya, maka dapat digolongkan
sampah-sampah sebagai berikut:
- Sampah
dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini adalah sampah dari
asrama, rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.
- Sampah
dari hasil kegiatan industri/pabrik.
- Sampah
dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi perkebunan,
kehutanan, perikanan dan peternakan. Sampah dari kegiatan pertanian sering
disebut limbah hasil-hasil pertanian.
- Sampah
dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar, sampah toko.
- Sampah
dari hasil kegiatan pembangunan.
- Sampah
jalan raya.
Menurut WHO
(1971) di dalam Syahrul dan Ollich (1984) yang menjadi sumber sampah
secara umum adalah:
1. Sampah rumah
tangga (Domestic Waste)
2. Sampah pasar (Commercial
Waste)
3. Sampah jalan (Street-Cleaning
Waste)
4. Sampah
industri (Industrial Waste)
5. Sampah
binatang dan pertanian (Agricultural and Animal Waste)
6. Sampah
pertambangan (Mining Waste).
2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya
Pada suatu
kegiatan mungkin akan menghasilkan jenis sampah yang sama, sehingga
komponen-komponen penyusunnya juga akan sama. Misalnya sampah yang hanya
terdiri atas kertas, logam atau daun-daunan saja. Setidaknya apabila tercampur
dengan bahan-bahan lain, maka sebagian besar komponennya adalah seragam. Karena
itu berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua macam:
- Sampah
yang seragam. Sampah dari kegiatan industri pada umumnya termasuk dalam
golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas kertas, karton,
kertas karbon dan masih dapat digolongkan dalam golongan sampah yang seragam.
- Sampah
yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang berasal dari pasar atau
sampah dari tempat-tempat umum (Syahrul dan Ollich, 1984).
Hasil survai di
Jakarta, Bogor, Bandung dan Surabaya pada tahun 1987 menunjukkan komposisi sampah
rata-rata sebagai berikut (Sudradjat, 2007):
·
Volume
sampah : 2 – 2.5 lt/kapita/hari
·
Berat
sampah : 0.5 kg/kapita/hari
·
Kerapatan
: 200 - 300 kg/m3
·
Kadar
air : 65 - 75%
·
Sampah
organik : 75 - 95%
·
Komponen
lain:
a. Kertas : 6%
b. Kayu : 3%
c. Plastik : 2%
d. Gelas : 1%
e. Lain-lain : 4%
3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya
Sampah dari
rumah-rumah makan pada umumnya merupakan sisa-sisa air pencuci, sisa-sisa
makanan yang bentuknya berupa cairan atau seperti bubur. Sedangkan beberapa
pabrik menghasilkan sampah berupa gas, uap air, debu, atau sampah-sampah
berbentuk padatan. Dengan demikian berdasarkan bentuknya ada tiga macam sampah,
yaitu:
- Sampah
berbentuk padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng dan
plastik.
- Sampah
berbentuk cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air pencuci, bahan cairan
yang tumpah. Limbah industri banyak juga yang berbentuk cair atau bubur,
misalnya blotong (tetes) yaitu sampah dari pabrik gula tebu.
- Sampah
berbentuk gas, misalnya karbon dioksida, ammonia dan gas-gas lainnya (Syahrul
dan Ollich, 1984).
4. Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya
Baik di kota
atau di luar kota, banyak dijumpai sampah bertumpuk-tumpuk. Berdasarkan lokasi
terdapatnya sampah, dapat dibedakan:
- Sampah
kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota besar.
- Sampah
daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah di luar perkotaan,
misalnya di desa, di daerah pemukiman dan di pantai (Syahrul dan Ollich, 1984).
5. Penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya.
Berdasarkan atas proses terjadinya, dibedakan
antara:
- Sampah
alami, ialah sampah yang terjadinya karena proses alami, misalnya rontoknya
daun-daunan di pekarangan rumah.
- Sampah
non-alami, ialah sampah yang terjadi karena kegiatan-kegiatan manusia (Syahrul
dan Ollich, 1984).
6. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya
Terdapat dua
macam sampah yang sifat-sifatnya berlainan yaitu:
- Sampah
organik, yang terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton, tulang, sisa-sisa
makanan ternak, sayur, buah. Sampah organik adalahsampah yang mengandung
senyawa-senyawa organik, dan oleh karenanya tersusun oleh unsur-unsur karbon,
hidrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini mudah didegradasi oleh mikrobia dan dapat
dibakar.
- Sampah
anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi dan logam-logam lainnya,
gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak tersusun oleh senyawa-senyawa organik.
Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh mikrobia dan tidak dapat dibakar
(Syahrul dan Ollich, 1984).
Menurut
Sudradjat (2007) sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah,
atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah
organik sehingga lebih mudah ditangani.
Sampah yang
berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Meskipun hanya
bahan organik yang bisa terurai oleh mikroba, tetapi setiap jenis bahan berbeda
tingkat kemudahan dalam penguraiannya (degradibilitas). Pada Tabel di bawah menunjukkan
kertas koran, hemiselulosa, dan karbohidrat mudah terdegradasi. Kertas bungkus,
bambu, lemak dan protein agak sulit terdegradasi, sedangkan kayu, lignin dan
plastik hampir sama sekali tidak terdegradasi.
Tabel
Degradibilitas komponen sampah kota
No
|
Komponen sampah
|
Degradibilitas (%)
|
1
|
Selulosa dari kertas Koran
|
90
|
2
|
Selulosa dari kertas bungkus
|
50
|
3
|
Kayu/ranting berkulit
|
5
|
4
|
Bamboo
|
50
|
5
|
Hemiselulosa
|
70
|
6
|
Karbohidrat
|
70
|
7
|
Lignin
|
0
|
8
|
Lemak
|
50
|
9
|
Protein
|
50
|
10
|
Plastik
|
0
|
Sumber: Sudrajat (2007)
Referensi:
Hadiwiyoto S. 1983. Penanganan
dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu: Jakarta
Kastaman, R dan Kramadibrata, M.
A. 2007. Sistem Pengelolaan: Reaktor Sampah Terpadu Silar satu.
Humaniora: Bandung.
Sudradjat, H. R.
2007. Mengelola Sampah Kota. Penebar Swadaya: Jakarta.
Syahrul, M dan
Ollich, A. 1984. Usaha-Usaha Pemusnahan Sampah di Kotamadya Ujung Pandang.
Proyek Penelitian Universitas Hasanuddin: Makassar.
Comments
Post a Comment