Novel Ghost Fleet

Novel fiksi Ghost Fleet adalah karya dari pengamat politik dan kebijakan ternama asal Amerika Serikat, Peter Warren Singer dan August Cole. Judul asli novel tersebut adalah Ghost Fleet: a Novel of The Next World War. Terbit pertama kali di Amerika Serikat pada 2015 lalu dengan lebih dari 400 halaman. Novel ini menjadi perhatian serius bagi petinggi militer Amerika Serikat. Pensiunan Laksamana James G Stavridis menyebut buku ini sebagai blue print untuk memahami peperangan di masa depan. Stavridis, yang kini menjabat sebagai dekan di fakultas Hubungan Internasional Tufts University, mewajibkan pimpinan militer untuk membaca novel tersebut. Singer menggambarkan situasi perang modern ketika pesawat tanpa awak (drone) mendominasi angkatan udara kedua belah pihak. Perang juga melanda sistem informasi tingkat tinggi, dan cakupannya bukan hanya peretasan situs internet, melainkan satelit yang memantau bagian permukaan bumi. Singer juga menceritakan China yang mengalami kemajuan p...

SAMPAH PADAT KOTA DAN PENGGOLONGANNYA

Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang ditinjau dari sudut pandang ekonomi sudah tidak memiliki harganya lagi (Hadiwiyoto (1983). Sementara itu, menurut Kastaman dan Kramadibrata (2007) sampah merupakan limbah yang bersifat padat, terdiri atas zat atau bahan organik dan anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat lagi dan harus dikelola dengan baik sehingga tidak membahayakan lingkungan. Limbah padat atau sampah adalah bahan-bahan yang dibuang ke alam karena sudah tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau sudah tidak dapat difungsikan lagi.
Sampah dapat digolongkan atas dasar beberapa kriteria yaitu didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya dan sifatnya.
Penggolongan jenis sampah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya
Sampah dapat dijumpai di segala tempat dan hampir di semua kegiatan. Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar tradisional (Sudradjat, 2007). Menurut Syahrul dan Ollich (1984) berdasarkan asalnya, maka dapat digolongkan sampah-sampah sebagai berikut:
  • Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini adalah sampah dari asrama, rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.
  •  Sampah dari hasil kegiatan industri/pabrik.
  •  Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Sampah dari kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian.
  •  Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar, sampah toko.
  •  Sampah dari hasil kegiatan pembangunan.
  •  Sampah jalan raya.

Menurut WHO (1971) di dalam Syahrul dan Ollich (1984) yang menjadi sumber sampah secara umum adalah:
1. Sampah rumah tangga (Domestic Waste)
2. Sampah pasar (Commercial Waste)
3. Sampah jalan (Street-Cleaning Waste)
4. Sampah industri (Industrial Waste)
5. Sampah binatang dan pertanian (Agricultural and Animal Waste)
6. Sampah pertambangan (Mining Waste).

2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya
Pada suatu kegiatan mungkin akan menghasilkan jenis sampah yang sama, sehingga komponen-komponen penyusunnya juga akan sama. Misalnya sampah yang hanya terdiri atas kertas, logam atau daun-daunan saja. Setidaknya apabila tercampur dengan bahan-bahan lain, maka sebagian besar komponennya adalah seragam. Karena itu berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua macam:
  • Sampah yang seragam. Sampah dari kegiatan industri pada umumnya termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas kertas, karton, kertas karbon dan masih dapat digolongkan dalam golongan sampah yang seragam.
  •  Sampah yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum (Syahrul dan Ollich, 1984).


Hasil survai di Jakarta, Bogor, Bandung dan Surabaya pada tahun 1987 menunjukkan komposisi sampah rata-rata sebagai berikut (Sudradjat, 2007):  
·         Volume sampah : 2 – 2.5 lt/kapita/hari
·         Berat sampah : 0.5 kg/kapita/hari
·          Kerapatan : 200 - 300 kg/m3
·         Kadar air : 65 - 75%
·         Sampah organik : 75 - 95%
·         Komponen lain:
a. Kertas : 6%
b. Kayu : 3%
c. Plastik : 2%
d. Gelas : 1%
e. Lain-lain : 4%

3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya
Sampah dari rumah-rumah makan pada umumnya merupakan sisa-sisa air pencuci, sisa-sisa makanan yang bentuknya berupa cairan atau seperti bubur. Sedangkan beberapa pabrik menghasilkan sampah berupa gas, uap air, debu, atau sampah-sampah berbentuk padatan. Dengan demikian berdasarkan bentuknya ada tiga macam sampah, yaitu:
  • Sampah berbentuk padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng dan plastik.
  • Sampah berbentuk cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air pencuci, bahan cairan yang tumpah. Limbah industri banyak juga yang berbentuk cair atau bubur, misalnya blotong (tetes) yaitu sampah dari pabrik gula tebu.
  • Sampah berbentuk gas, misalnya karbon dioksida, ammonia dan gas-gas lainnya (Syahrul dan Ollich, 1984).


4. Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya
Baik di kota atau di luar kota, banyak dijumpai sampah bertumpuk-tumpuk. Berdasarkan lokasi terdapatnya sampah, dapat dibedakan:
  •         Sampah kota (urban), yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota besar.
  •        Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah di luar perkotaan, misalnya di desa, di daerah pemukiman dan di pantai (Syahrul dan Ollich, 1984).


5. Penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya.
 Berdasarkan atas proses terjadinya, dibedakan antara:
  •       Sampah alami, ialah sampah yang terjadinya karena proses alami, misalnya rontoknya daun-daunan di pekarangan rumah.
  •       Sampah non-alami, ialah sampah yang terjadi karena kegiatan-kegiatan manusia (Syahrul dan Ollich, 1984).


6. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya
Terdapat dua macam sampah yang sifat-sifatnya berlainan yaitu:
  •      Sampah organik, yang terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton, tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah. Sampah organik adalahsampah yang mengandung senyawa-senyawa organik, dan oleh karenanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Bahan-bahan ini mudah didegradasi oleh mikrobia dan dapat dibakar.
  •       Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi dan logam-logam lainnya, gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak tersusun oleh senyawa-senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh mikrobia dan tidak dapat dibakar (Syahrul dan Ollich, 1984).

Menurut Sudradjat (2007) sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani.
Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Meskipun hanya bahan organik yang bisa terurai oleh mikroba, tetapi setiap jenis bahan berbeda tingkat kemudahan dalam penguraiannya (degradibilitas). Pada Tabel di bawah menunjukkan kertas koran, hemiselulosa, dan karbohidrat mudah terdegradasi. Kertas bungkus, bambu, lemak dan protein agak sulit terdegradasi, sedangkan kayu, lignin dan plastik hampir sama sekali tidak terdegradasi.

Tabel Degradibilitas komponen sampah kota
No
Komponen sampah
Degradibilitas (%)
1
Selulosa dari kertas Koran
90
2
Selulosa dari kertas bungkus
50
3
Kayu/ranting berkulit
5
4
Bamboo
50
5
Hemiselulosa
70
6
Karbohidrat
70
7
Lignin
0
8
Lemak
50
9
Protein
50
10
Plastik
0
Sumber: Sudrajat (2007)


Referensi:
Hadiwiyoto S. 1983. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu: Jakarta

Kastaman, R dan Kramadibrata, M. A. 2007. Sistem Pengelolaan: Reaktor Sampah Terpadu Silar satu. Humaniora: Bandung.

Sudradjat, H. R. 2007. Mengelola Sampah Kota. Penebar Swadaya: Jakarta.

Syahrul, M dan Ollich, A. 1984. Usaha-Usaha Pemusnahan Sampah di Kotamadya Ujung Pandang. Proyek Penelitian Universitas Hasanuddin: Makassar.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Interpretive Structural Modeling

Cara mengatasi munculnya belatung pada proses pembuatan kompos