Setiap tumbuhan pasti memiliki akar, apapun jenis tumbuhan
itu. Akar tidak pernah menanyakan kapan dia menjadi sebuah daun yang hijau,
bunga yang cantik atau buah yang ranum. Akar tetap tidak akan terlihat di bawah
tanah dan menjadi tegaknya kehidupan sebuah pohon. Akar tidak pernah
menampakkan dirinya dan mungkin hanya sebagian kecil jenis tanaman yang akarnya
nampak. Sehingga akar nyaris tidak pernah mendapat pujian ketika kita menilai
keindahan sebuah tanaman. Kita selalu menilai indah dan cantiknya sebuah bunga
yang berwarna-warni atau rimbun dan hijaunya dedaunan bahkan ranumnya
buah-buahan yang ada pada tanaman tersebut. Kita jarang dan bahkan tidak pernah
memuji akar tanaman tersebut. Akar akan terus bekerja tanpa mengenal waktu dan
lelah untuk mengabdikan dirinya untuk tumbuhnya tunas atau cabang baru,
tumbuhnya pucuk dedaunan dan putik bunga.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TuZOSwNIszh0RKJ21UjlUz8anqxftZg9K_u-M0y8KfaE2glzcaKFDo_zXzAKUXUZaBnva_A39JFkuBduZMt2VTjY0eAk_fi-uTgWcwaeM_QzbsI04NvMGJ1I6bOHW7IObRpbUOB9gogN/s320/2014-12-16+07.27.56.jpg)
Pokok kehidupan sebuah tanaman bukan daun, cabang, bunga
atau buah. Dengan tidak adanya akar, maka tidak ada kehidupan bagi tanaman
tersebut. Pengabdian diri sebuah akar nyaris tanpa pamrih dan tidak perlu
adanya pengakuan. Akar menempati tempat yang gelap di dalam tanah, tempat yang
paling rendah. Batang, bunga, daun, bagian tumbuhan lainnya harus menyadari
bahwa selama mereka hidup dan tumbuh masih berada di atas kerja keras sebuah
akar. Karena akarlah yang menjadikan pohon yang menjulang tinggi itu
tetap gagah dan kokoh berdiri di tempatnya setelah diterpa badai dan angin yang
bertiup dengan kencangnya.
Dalam kehidupan manusia, sebagian dari orang-orang akan
berfungsi sebagai batang, ranting, dedaunan, bunga dan buah yang nampak
terlihat. Tentunya hal-hal yang baik dan keindahan dari mereka akan
menghasilkan pujian bagi orang-orang yang ikut menikmati. Tetapi banyak orang
lupa bahwa ada orang-orang yang bekerja di belakang layar dan tidak terlihat. Jauh
dari pujian karena memang tidak mengharapkan pujian dan tidak ingin menampakkan
dirinya. Boleh dibilang bahwa sangat sedikit orang-orang yang menyadari dan
memahami bahwa dalam suatu sistem kerja ada bagian-bagian yang ikut
berkontribusi memberikan keberlangsungan kehidupan.
Jadilah seperti akar. Yang bekerja dalam sunyi dan diam
tanpa suara, tak gaduh melakukan kewajibannya, dan menjadi kontributor utama
kehidupan baru sebuah pohon. Dibagian apapun posisi kita baik organisasi,
tempat kerja bahkan dalam komunitas masyarakat biarlah kita mengerjakan apa
yang menjadi tugas kita dengan sepenuh hati dan sesuai dengan kemampuan kita. Walaupun
tidak banyak orang yang mengetahui dan melihat kita. Mari kita belajarlah dari akar. Yang tetap bekerja walau tak dipandang
mata, yang tetap berbuat walau di tengah sepi. Karena ikhlasnya akar adalah
sebenar-benarnya pembelajaran. Tetap berbuat baik dan memberikan manfaat
walaupun tidak semua orang melihat kebaikan kita, tanpa pamrihm tanpa menuntut
pengakuan dan tetap bekerja dengan penuh keikhlasan. Berbuatlah seperti akar.
Yang kelak tetap semangat bekerja tak hentinya, ketika musim dan cuaca mulai
menggugurkan daunnya; melapukkan batang dan rantingnya serta manusia mulai
memetik habis buahnya. Dan akar pun menyadari. Bahwa ialah juga serupa mahluk
lainnya yang tunduk pada kuasa Sang Pencipta yang ketika berkehendak
terhadapnya melalui perantara waktu, maka setelah menuntaskan kewajibannya rela
kembali ke sisi-Nya. Prinsip kehidupan seperti inilah yang akan mendatangkan
KEBAHAGIAAN, SUKACITA & KEDAMAIAN HATI.
Comments
Post a Comment