Novel Ghost Fleet

Novel fiksi Ghost Fleet adalah karya dari pengamat politik dan kebijakan ternama asal Amerika Serikat, Peter Warren Singer dan August Cole. Judul asli novel tersebut adalah Ghost Fleet: a Novel of The Next World War. Terbit pertama kali di Amerika Serikat pada 2015 lalu dengan lebih dari 400 halaman. Novel ini menjadi perhatian serius bagi petinggi militer Amerika Serikat. Pensiunan Laksamana James G Stavridis menyebut buku ini sebagai blue print untuk memahami peperangan di masa depan. Stavridis, yang kini menjabat sebagai dekan di fakultas Hubungan Internasional Tufts University, mewajibkan pimpinan militer untuk membaca novel tersebut. Singer menggambarkan situasi perang modern ketika pesawat tanpa awak (drone) mendominasi angkatan udara kedua belah pihak. Perang juga melanda sistem informasi tingkat tinggi, dan cakupannya bukan hanya peretasan situs internet, melainkan satelit yang memantau bagian permukaan bumi. Singer juga menceritakan China yang mengalami kemajuan p...

Jadilah seperti Akar


Setiap tumbuhan pasti memiliki akar, apapun jenis tumbuhan itu. Akar tidak pernah menanyakan kapan dia menjadi sebuah daun yang hijau, bunga yang cantik atau buah yang ranum. Akar tetap tidak akan terlihat di bawah tanah dan menjadi tegaknya kehidupan sebuah pohon. Akar tidak pernah menampakkan dirinya dan mungkin hanya sebagian kecil jenis tanaman yang akarnya nampak. Sehingga akar nyaris tidak pernah mendapat pujian ketika kita menilai keindahan sebuah tanaman. Kita selalu menilai indah dan cantiknya sebuah bunga yang berwarna-warni atau rimbun dan hijaunya dedaunan bahkan ranumnya buah-buahan yang ada pada tanaman tersebut. Kita jarang dan bahkan tidak pernah memuji akar tanaman tersebut. Akar akan terus bekerja tanpa mengenal waktu dan lelah untuk mengabdikan dirinya untuk tumbuhnya tunas atau cabang baru, tumbuhnya pucuk dedaunan dan putik bunga.


Pokok kehidupan sebuah tanaman bukan daun, cabang, bunga atau buah. Dengan tidak adanya akar, maka tidak ada kehidupan bagi tanaman tersebut. Pengabdian diri sebuah akar nyaris tanpa pamrih dan tidak perlu adanya pengakuan. Akar menempati tempat yang gelap di dalam tanah, tempat yang paling rendah. Batang, bunga, daun, bagian tumbuhan lainnya harus menyadari bahwa selama mereka hidup dan tumbuh masih berada di atas kerja keras sebuah akar. Karena akarlah yang menjadikan pohon yang menjulang tinggi itu tetap gagah dan kokoh berdiri di tempatnya setelah diterpa badai dan angin yang bertiup dengan kencangnya.

Dalam kehidupan manusia, sebagian dari orang-orang akan berfungsi sebagai batang, ranting, dedaunan, bunga dan buah yang nampak terlihat. Tentunya hal-hal yang baik dan keindahan dari mereka akan menghasilkan pujian bagi orang-orang yang ikut menikmati. Tetapi banyak orang lupa bahwa ada orang-orang yang bekerja di belakang layar dan tidak terlihat. Jauh dari pujian karena memang tidak mengharapkan pujian dan tidak ingin menampakkan dirinya. Boleh dibilang bahwa sangat sedikit orang-orang yang menyadari dan memahami bahwa dalam suatu sistem kerja ada bagian-bagian yang ikut berkontribusi memberikan keberlangsungan kehidupan.

Jadilah seperti akar. Yang bekerja dalam sunyi dan diam tanpa suara, tak gaduh melakukan kewajibannya, dan menjadi kontributor utama kehidupan baru sebuah pohon. Dibagian apapun posisi kita baik organisasi, tempat kerja bahkan dalam komunitas masyarakat biarlah kita mengerjakan apa yang menjadi tugas kita dengan sepenuh hati dan sesuai dengan kemampuan kita. Walaupun tidak banyak orang yang mengetahui dan melihat kita. Mari kita belajarlah dari akar. Yang tetap bekerja walau tak dipandang mata, yang tetap berbuat walau di tengah sepi. Karena ikhlasnya akar adalah sebenar-benarnya pembelajaran. Tetap berbuat baik dan memberikan manfaat walaupun tidak semua orang melihat kebaikan kita, tanpa pamrihm tanpa menuntut pengakuan dan tetap bekerja dengan penuh keikhlasan. Berbuatlah seperti akar. Yang kelak tetap semangat bekerja tak hentinya, ketika musim dan cuaca mulai menggugurkan daunnya; melapukkan batang dan rantingnya serta manusia mulai memetik habis buahnya. Dan akar pun menyadari. Bahwa ialah juga serupa mahluk lainnya yang tunduk pada kuasa Sang Pencipta yang ketika berkehendak terhadapnya melalui perantara waktu, maka setelah menuntaskan kewajibannya rela kembali ke sisi-Nya. Prinsip kehidupan seperti inilah yang akan mendatangkan KEBAHAGIAAN, SUKACITA & KEDAMAIAN HATI.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Interpretive Structural Modeling

Cara mengatasi munculnya belatung pada proses pembuatan kompos