Novel Ghost Fleet

Novel fiksi Ghost Fleet adalah karya dari pengamat politik dan kebijakan ternama asal Amerika Serikat, Peter Warren Singer dan August Cole. Judul asli novel tersebut adalah Ghost Fleet: a Novel of The Next World War. Terbit pertama kali di Amerika Serikat pada 2015 lalu dengan lebih dari 400 halaman. Novel ini menjadi perhatian serius bagi petinggi militer Amerika Serikat. Pensiunan Laksamana James G Stavridis menyebut buku ini sebagai blue print untuk memahami peperangan di masa depan. Stavridis, yang kini menjabat sebagai dekan di fakultas Hubungan Internasional Tufts University, mewajibkan pimpinan militer untuk membaca novel tersebut. Singer menggambarkan situasi perang modern ketika pesawat tanpa awak (drone) mendominasi angkatan udara kedua belah pihak. Perang juga melanda sistem informasi tingkat tinggi, dan cakupannya bukan hanya peretasan situs internet, melainkan satelit yang memantau bagian permukaan bumi. Singer juga menceritakan China yang mengalami kemajuan p...

Dampak reklamasi

Reklamasi tanah telah memainkan peran penting dalam proses pembangunan perkotaan di wilayah pesisir banyak negara maritim. Beberapa seperti Singapura, Hong Kong dan Jepang telah menggunakan wilayah pesisirnya dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lahan. Tanahnya terbatas sedangkan jumlah penduduk meningkat terus menerus, begitu pula permintaan pembangunan dan infrastruktur perumahan, iklan, dan bisnis (Ramly, 2008).
Reklamasi dapat menjadi jawaban atas keterbatasan lahan dengan menyediakan lahan yang berharga bagi banyak daerah pesisir di dunia. Akan tetapi. reklamasi juga menimbulkan banyak masalah rekayasa teknologi, lingkungan, dan ekologi. Masalah ini dipelajari oleh banyak peneliti. Misalnya, Lee (1998) menyelidiki konflik antara lahan basah di wilayah pesisir dan reklamasi di Korea. Waterman et al., (1998) mempelajari interaksi antara air dan tanah di Belanda. Masalah ini juga menjadi topik penelitian yang populer di Hong Kong. Misalnya studi yang dilakukan oleh Yip (1978) yang membahas ekologi daerah reklamasi di Hong Kong. Sementara itu, Poon (1997) meneliti dampak reklamasi terhadap lingkungan laut di Deep Bay. Gowda (1996) membahas dampak reklamasi terhadap lingkungan melalui studi kasus di Victoria Harbour. Reklamasi skala besar mungkin juga berdampak pada air tanah, seperti perubahan pada tingkat air tanah dan modifikasi debit air tanah alami ke pantai.  Mahmood dan Twigg (1995) melaporkan dari analisis statistik variasi tabel air di Bahrain bahwa tabel kenaikan level air terkait dengan tanah yang direklamasi dari laut.
Ekosistem terumbu karang juga mudah terpengaruh oleh kegiatan reklamasi karena terumbu karang sangat peka terhadap peningkatan konsentrasi partikel tersuspensi di dalam air tempat mereka tinggal.  Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat berharga yang menyediakan berbagai barang dan jasa. Keberadaan terumbu karang sangat penting dalam pemeliharaan produktivitas di sektor perikanan. Selain itu, terumbu karang  juga dikagumi karena kecantikannya dan sering menarik berbagai turis dan olah raga. Kegiatan pengerukan yang berkaitan dengan hasil reklamasi menghasilkan endapan dan juga menyebabkan kondisi anoksik di perairan sekitarnya. Hal ini berkontribusi terhadap tercekiknya karang. Mengingat bahwa terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pulih dan beregenerasi, dampak ini biasanya dianggap permanen (University of San Carlos 1991).


Berbagai masalah rekayasa keteknikan dan lingkungan yang berpotensi muncul yang disebabkan reklamasi lahan baru-baru ini telah dibahas oleh Jiao (2000). Misalnya, naiknya level air akan menyebabkan pengurangan daya dukung pondasi dan stabilitas lereng. Air tanah juga bisa menembus beton bawah tanah dan menyebabkan korosi pada tulangan baja. Kenaikan permukaan air bisa menyebabkan permukaan lembab dan dangkal serta kerusakan lantai bangunan tempat tinggal (Mahmood dan Twigg 1995). Selanjutnya, akuifer yang berfungsi seperti reservoir bawah tanah hanya dapat menerima sejumlah curah hujan tertentu. Jika tingkat airnya tinggi, kapasitas infiltrasi dapat turun secara signifikan dan lebih banyak air hujan dapat dilepaskan secara langsung. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan terjadinya tlooding selama periode curah hujan. Karena masukan air tanah bawah laut ke laut bergantung pada tingkat air tanah, perubahan air tanah dapat mengubah lingkungan pesisir dan ekologi pesisir (Jiao 2000).

Referensi:

Gowda, K. 1996. Land reclamation and its impact on environment: A case study of Victoria Harbour. M.Sc. thesis, Center of Urban Planning and Environmental Management, University of Hong Kong.

Jiao, J.J. 2000. Modification of regional groundwater regimes by land reclamation. Hong Kong Geologist 6, 29-36.

Lee, H.D. 1998, Economic value comparison between preservation and agricultural use of coastal wetlands. Ocean-Research 20, Special Issue, 145-152.

Mahamood, H.R., and D.R. 1\vigg. 1995. Statistical analysis of water table variations in Bharain. Quarterly Journal of Engineering Geology 28, s63-s74. 

Poon, S.M. 1997. Dredging and Reclamation Impact on Marine Environment in Deep Bay. M. Phil. thesis, Department of Ecology and Biodiversity, University of Hong Kong.

Ramly, S. (20080. Impact on the coastal areas of the Tanjung Tokong Land Reclamation Project, Penang, Malaysia, Effects on wave transformation, sediment transport, and coastal evolution. LTH, Lund University. Sweden. 

University of San Carlos. 1991. Environmental Impact Assessment of the Proposed Reclamations in Lapulapu, Cordova and Consolacion. University of San Carlos – Area Research Training Center, Cebu City, Philippines.

Waterman, R.E, R. Misdorp, and A. Mol. 1998. Interactions between water and land in The Netherlands. Journal of Coastal Conservation 4, no. 2: 115-126

Yip, S.Y. 1978. The Ecology o.fCoastal Reclamation in Hong Kong. M. Phil. thesis, Department of Zoology, University of Hong Kong. 

Comments

Popular posts from this blog

Metode Interpretive Structural Modeling

Cara mengatasi munculnya belatung pada proses pembuatan kompos