Peningkatan kapasitas produksi industri pulp dan kertas saat ini tentu berpotensi memiliki dampak signifikan terhadap permasalahan penanganan limbah padat (sludge) yang jumlahnya terbilang besar. Sehingga perlu ada penanganan khusus limbah padat (sludge) kertas sehingga permasalahan tersebut teratasi.
Sludge kertas merupakan limbah padat sisa dari produksi industri pulp dan kertas yang secara umum berwarna hitam atau abu-abu, dengan komposisi sebesar 90% padatan dan 10% air yang diperoleh dari proses pengendapan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sludge yang dihasilkan dari IPAL ini masih banyak mengandung bahan organik serat dan bahan anorganik lain. Jumlah dan karakteristik lumpur IPAL akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik air limbahnya dan sistem pengolahannya, yaitu proses fisika, kimia, atau biologi.
Sludge kertas juga menghasilkan pith yang berupa bahan dari proses depething plant yaitu pemisahan secara mekanik yang terdiri dari bahan serat dan bahan bukan serat (Hastutik, dkk, 2006). Jumlah sludge pabrik pulp dan kertas lebih kurang sepertiga dari jumlah seluruh limbah yang ada.
Limbah padat yang dihasilkan industri kertas berasal dari beberapa unit proses yang umumnya berasal dari proses penyaringan bubur pulp (reject screen) dan proses pengolahan air limbah (IPAL). Setiap unit proses pada produksi pulp dan kertas menghasilkan limbah cair yang komponen utamanya berupa serat dan senyawa organik kompleks lignin.
Penanganannya dilakukan dengan pengolahan primer dan pengolahan proses biologi lumpur aktif dengan suplai oksigen dan udara dan penambahan nutrisi. Hasil dari pengolahan limbah cair diperoleh air limbah terolah yang telah memenuhi baku mutu persyaratan pembuangan air limbah ke lingkungan dan menghasilkan pula lumpur sebagai limbah padat (Syamsudin et al., 2006).
Selama ini buangan sludge merupakan masalah yang besar bagi industri pulp dan kertas pada umumnya. Adanya sludge membuat perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih untuk memasukkannya ke dalam landfill, sampai sekarang, umumnya penanganan sludge kertas masih dilakukan dengan penumpukan pada landfill. Apabila keadaan ini dibiarkan terus-menerus, maka semakin lama pabrik akan kekurangan lahan untuk penimbunan limbah sehingga dimungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu alternatif adalah dengan memanfaatkannya menjadi bahan tambahan pembuatan batako untuk menekan biaya pembuatan batako yang semakin mahal.
Sumber:
- Hastutik, W., Aprianto, H. B. Nasution. 2006. Pengaruh Limbah Padat Pabrik Kertas terhadap Hasil Tanaman Bawang Merah. Surakarta: Fakultas Pertanian. Universitas Tunas Pembangunan. www. Pkm.dikti.net [17 April 2014].
- Syamsudin et. al. 2006. Pemanfaatan Campuran Limbah Padat Dengan Lindi Hitam Dari Industri Pulp dan Kertas Sebagai Bahan Biobriket. Majalah Ilmiah. Diakses dari http://www.bbpk.go.id pada 29 Mei 2014.
Bila ada yang berminat/membutuhkan untuk limbah kertas/sluge kami siap membantu..hubungi kami di 081213454866
ReplyDelete