Novel Ghost Fleet

Novel fiksi Ghost Fleet adalah karya dari pengamat politik dan kebijakan ternama asal Amerika Serikat, Peter Warren Singer dan August Cole. Judul asli novel tersebut adalah Ghost Fleet: a Novel of The Next World War. Terbit pertama kali di Amerika Serikat pada 2015 lalu dengan lebih dari 400 halaman. Novel ini menjadi perhatian serius bagi petinggi militer Amerika Serikat. Pensiunan Laksamana James G Stavridis menyebut buku ini sebagai blue print untuk memahami peperangan di masa depan. Stavridis, yang kini menjabat sebagai dekan di fakultas Hubungan Internasional Tufts University, mewajibkan pimpinan militer untuk membaca novel tersebut. Singer menggambarkan situasi perang modern ketika pesawat tanpa awak (drone) mendominasi angkatan udara kedua belah pihak. Perang juga melanda sistem informasi tingkat tinggi, dan cakupannya bukan hanya peretasan situs internet, melainkan satelit yang memantau bagian permukaan bumi. Singer juga menceritakan China yang mengalami kemajuan p...

Dampak Pencemaran Perairan terhadap Ekosistem dan Kesehatan


Penurunan kualitas air berpotensi menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung, daya tampung, dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumber daya alam. Pencemaran sungai oleh limbah industri dan limbah domestik serta aktifitas manusia lainnya, berlangsung akibat munculnya bahan polutan dalam air yang kemudian mengakibatkan efek pencemaran pada ekosistem sungai. Dengan adanya pencemaran sungai maka keseimbangan sistem sungai akan bergeser ke arah keseimbangan baru sehingga akan menimbulkan adanya perbedaan fungsional di banding dengan keadaan semula (Soerianegara 1977). Sungai yang tercemar oleh air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam sungai tersebut. Hal ini akan menyebabkan kehidupan organisme air yang membutuhkan oksigen terganggu dan mengurangi perkembangannya. Selain disebabkan kekurangan oksigen, kematian kehidupan didalam air dapat juga disebabkan oleh adanya zat beracun. Bahan pencemar yang menimbulkan ancaman terbesar pada lingkungan akuatik adalah air kotor, nutrient berlebih, senyawa organik, sampah, plastik, logam, hidrokarbon, dan hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH). Penguraian limbah di perlukan oksigen sehingga selama proses penguraian limbah oksigen terlarut dalam perairan menurun dengan tingkat penurunan berbanding lurus dengan jumlah limbah yang di urai. Studi yang dilakukan oleh Ginting (2007) menjelaskan bahwa limbah organik sebagian besar ada di lapisan bawah badan air, karenanya dampak penguraian yang berupa penurunan oksigen terlarut dan timbulnya gas-gas beracun terjadi di lapisan bawah badan air dan mengakibatkan jatah oksigen bagi biota air berkurang jumlahnya.
Kandungan bahan yang butuh oksigen cukup tinggi, maka oksigen terlarut yang tersedia untuk kehidupan akuatik menurun yang mengakibatkan organisme akuatik mengalami tekanan atau kematian. Penurunan oksigen dapat menyebabkan masalah kualitas air pada badan air. Penurunan kadar oksigen dalam air sering mengakibatkan peristiwa ikan mati masal akibat kekurangan oksigen. Pembuangan limbah organik yang terus-menerus kedalam suatu badan air akan memicu pertumbuhan fitoplankton yang berlebihan sehingga menyebabkan air yang berwarna hijau, peristiwa ini disebut blooming sehingga kurang menguntungkan bagi organisme lain, hal ini disebabkan karena pada malam hari fitoplankton memerlukan oksigen untuk respirasi bagi yang hidup dan dekomposisi bagi yang mati.
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kehidupan organisme, misalnya suhu, pH, BOD, unsure-unsur kimia yang terdapat diperairan (Ginting 2007). Perairan yang banyak mengandung bahan organik tinggi mempunyai BOD tinggi. Dengan adanya tingkat konsentrasi BOD yang tinggi menyebabkan kandungan oksigen terlarut didalam air menjadi rendah, akibatnya oksigen sebagai sumber kehidupan bagi biota air (hewan dan tumbuhan) tidak dapat terpenuhi sehingga biota air tersebut menjadi mati (Effendi 2003). Konsentrasi BOD yang tinggi juga menunjukkan jumlah mikroorganisme pathogen juga banyak. Mikroorganisme pathogen dapat menimbulkan berbagai macam penyakit pada manusia. Limbah organik yang mengandung padatan terlarut yang tinggi dapat menimbulkan kekeruhan dan mengurangi penetrasi cahaya matahari bagi biota untuk fotosintesis. Kualitas air juga berpengaruh terhadap kesehatan, mengingat sifat air yang mudah sekali terkontaminasi oleh berbagai mikroorganisme dan mudah sekali melarutkan berbagai material. Kondisi sifat air tersebut menyebabkan air mudah sekali berfungsi sebagai media penyalur atau penyebar penyakit. Menurut Wardhana (2001) air membawa penyakit menular meliputi (1) air sebagai media hidup mikroba pathogen, (2) air sebagai insekta penyebar penyakit, (3) jumlah air bersih yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia tidak bisa membersihkan dirinya, (4) air sebagai media untuk hidup vektor penyebar penyakit.
Logam bersifat toksik karena tidak bisa dihancurkan oleh organisme hidup yang ada di lingkungan sehingga logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan dan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik. Keberadaan logam berat dalam air akan membahayakan orang yang mengkonsumsinya (Wardhana 2001). kadmium walaupun dalam dosis kecil bisa menimbulkan keracunan. Akumulasi cadmium dalam jaringan tubuh akan mengganggu fungsi ginjal, hati, sistem reproduksi, gangguan pada otaksehingga dapat mengakibatkan gangguan kecerdasan mental. Dalam badan perairan, kelarutan Cd dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota perairan. Menurut badan dunia FAO/WHO konsumsmi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500μg per orang atau 7μg per kg berat badan. Daya racun yang di miliki akan menghalangi kerja enzim, sehingga proses metabolism tubuh terputus. Studi yang dilakukan oleh Suwari (2010) menjelaskan bahwa hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama perairan telah terkontaminasi logam berat, maka proses pembersihannya akan sulit sekali di lakukan.

Daftar pustaka:
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Ginting P. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. 221 hal. Bandung (ID): Kanisius.
Soerianegara I. 1977. Pengelolaan Sumber Daya Alam (Cetakan Pertama). Jurusan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 235 hal.
Suwari. 2010. Model pengendalian pencemaran air pada wilayah kali Surabaya [disertasi]. Bogor: Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor.

Wardhana WA. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta (ID): Andi Yogyakarta. 459 hal.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Interpretive Structural Modeling

Cara mengatasi munculnya belatung pada proses pembuatan kompos