Novel Ghost Fleet

Novel fiksi Ghost Fleet adalah karya dari pengamat politik dan kebijakan ternama asal Amerika Serikat, Peter Warren Singer dan August Cole. Judul asli novel tersebut adalah Ghost Fleet: a Novel of The Next World War. Terbit pertama kali di Amerika Serikat pada 2015 lalu dengan lebih dari 400 halaman. Novel ini menjadi perhatian serius bagi petinggi militer Amerika Serikat. Pensiunan Laksamana James G Stavridis menyebut buku ini sebagai blue print untuk memahami peperangan di masa depan. Stavridis, yang kini menjabat sebagai dekan di fakultas Hubungan Internasional Tufts University, mewajibkan pimpinan militer untuk membaca novel tersebut. Singer menggambarkan situasi perang modern ketika pesawat tanpa awak (drone) mendominasi angkatan udara kedua belah pihak. Perang juga melanda sistem informasi tingkat tinggi, dan cakupannya bukan hanya peretasan situs internet, melainkan satelit yang memantau bagian permukaan bumi. Singer juga menceritakan China yang mengalami kemajuan p...

Model Pengelolaan Sampah Kota

Hampir pada semua wilayah di Indonesia memiliki model pengelolaan sampah yang hampir sama. Model yang digunakan secara sederhana dan tak mengeluarkan dana cukup banyak. Secara umum, di Indonesia  menerapkan dua macam model yaitu urugan dan tumpukan. Model urugan (open landfill) adalah cara sangat sederhana karena sampah hanya dibuang pada suatu cekungan atau lembah tanpa memberi perlakuan lebih lanjut. Model ini biasanya diterapkan di kota yang memiliki volume sampah tidak terlalu besar.
Model kedua yang biasa diterapkan di Indonesia yaitu model tumpukan (controlled landfill atau sanitary landfill). Pada model ini perlu ada kelengkapan lain seperti unit saluran air buangan, pembakaran ekses gas metan (flare), pengolahan air buangan (leachate), dan biasanya terdapat pula perlakuan menutup sampah dengan tanah (soil cover). Jika kelengkapan tersebut sudah tersedia, maka model telah memenuhi prasyarat kesehatan lingkungan. Namun, mayoritas daerah di Indonesia belum menyediakan kelengkapan tersebut karena tergantung pada kondisi keuangan pemerintah daerah serta kepedulian pihak setempat akan pengelolaan sampah. Adapun aplikasi model pengelolaan sampah kota pada beberapa daerah di Indonesia yaitu:
  • Surabaya (TPA Sukolilo) menerapkan model urugan. Masyarakat sering melakukan protes akibat polusi bau. Pihak TPA mengatasi masalah tersebut dengan mendatangkan 1 unit pembakar (incinerator) dari Inggris. Namun, kadar air dalam sampah sangat tinggi (>80%) sehingga penggunaan alat tersebut tidak efektif karena menyebabkan biaya pembakaran melonjak serta adanya polusi lain berupa asap dan debu.
  • Solo (TPA Mojosongo) mengolah sampah dengan metode cukup menarik serta bermanfaat secara sosial dan ekonomi. Meskipun pengolahan sampah dilakukan dengan cara tumpukan seperti di daerah lainnya, TPA ini memproduksi kompos yang kemudian dibagikan secara gratis kepada masyarakat setempat. Sistem ini mendorong pertanian organik di wilayah sekitarnya. Warga yang awalnya berprofesi sebagai pemulung kini memiliki peternakan sapi. Sapi tersebut dilepas secara liar pada areal TPA untuk mencari makan. Pihak WHO sempat meneliti kandungan susu sapi dan hasilnya aman untuk dikonsumsi.
  • Bogor (TPA Galuga) melakukan pengelolaan sampah dengan model tumpukan. Tingginya curah hujan menyebabkan sampah perlu waktu lama untuk membusuk. TPA ini telah memiliki pabrik pupuk organik yang dikelola oleh warga setempat yang bergabung dalam Paguyuban Tumaritis. Pabrik tersebut khusus mengelola sampah dari beberapa lokasi pasar di Kabupaten Bogor.

Mayoritas negara kawasan Asia Tenggara memang masih kesulitan dalam menyediakan dan mengelola TPA. Namun, pemerintah setempat mulai tegas terhadap warga agar peduli akan kebersihan lingkungan. Seluruh pusat perbelanjaan seperti mall di Filipina sudah melarang penggunaan plastik sebagai pembungkus barang belanjaan. Tempat sampah telah disediakan pada tempat yang strategis serta dipisahkan sesuai jenis sampah. Truk sampah bekerja pada malam hari agar polusi bau tidak mengganggu aktivitas.

Pengelolaan sampah di luar negeri telah cukup maju. Umumnya, mayoritas negara di Eropa telah melakukan pengelolaan sampah yang baik mulai dari sektor rumah tangga hingga lokasi pembuangan akhir. Sampah di TPA tersebut dijadikan pupuk organik lalu dijual kepada perusahaan pertanian maupun perkebunan yang telah memiliki kontrak dengan pihak TPA. 

Comments

Popular posts from this blog

Metode Interpretive Structural Modeling

Cara mengatasi munculnya belatung pada proses pembuatan kompos